Bogor, The Rain City.... Inilah kota yang hampir setiap hari dan setiap waktu saya jelajahi dengan menggunakan sarana daily transportation saya yaitu AngKot alias Angkutan Perkotaan. Dibilangnya sih Bogor itu kota 1000 angkot, Why? karena hampir setiap detiknya, angkot selalu tersedia dikota ini, jadi anda tidak perlu menunggu lama-lama untuk sarana ini, bahkan teman saya dari Jerman yang sedang menjalani pertukaran pelajar ketika dibangku SMU mengaku, bahwa disini tidak seperti di Jerman yang ketika kita datang terlambat ke Halte, itu berarti kita telat juga akan pasti telat untuk masuk kesekolah karena harus menunggu bis berikutnya yang hanya datang setiap 20menit, dan di Bogor kitalah yang selalu ditunggu oleh abang Supir Angkot, walaupun terkadang tingkah ngetem *menungu penumpang lain yang tidak jelas* yang suka membuat terlambat juga.
Berhubung angkot inilah sarana transportasi inilah yang dapat mengakomodasi saya kemanapun, well angkot is the choice for me. Tempat duduk favorit saya adalah dibangku depan sebelah supir angkot, karena posisi tersebut selain posisi yang paling nyaman menurut saya untuk duduk, saya juga dapat mengambil gambar setiap kejadian ataupun hal-hal unik yang saya lihat dengan menggunakan kamera Cell Phone (Telepon Selular) atau Mobile Phone saya.
Terminal Bogor |
Berhubung angkot inilah sarana transportasi inilah yang dapat mengakomodasi saya kemanapun, well angkot is the choice for me. Tempat duduk favorit saya adalah dibangku depan sebelah supir angkot, karena posisi tersebut selain posisi yang paling nyaman menurut saya untuk duduk, saya juga dapat mengambil gambar setiap kejadian ataupun hal-hal unik yang saya lihat dengan menggunakan kamera Cell Phone (Telepon Selular) atau Mobile Phone saya.
Sedikit cerita mengenai cell phone/mobile phone, pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal handphone dibandingkan cell phone/mobile phone walaupun sebenernya sih maksudnya sama saja. Namun, dalam pengertian sebenarnya cell phone adalah kata yang lebih tepat dibandingkan handphone, coba saja buka google translate jika kita memasukkan kata handphone dengan translasi English to Indonesia, pasti yang akan muncul adalah kata yang sama, yang menunjukan kata handphone bukanlah kata benda atau apapun. BTW, saya bukanlah orang yang anti untuk tidak menggunakan kata handphone untuk bahasa sehari-hari, jadi pilihan untuk menggunakan kata cell phone/mobile phone atau handphone saya kembalikan ke pribadi masing-masing.
Setelah mengalur kidul, kita ke topik sesungguhnya, berikut ini beberapa foto yang saya potret secara spontan baik dari angkot maupun ketika saya sedang berjalan disekitar Bogor dengan menggunakan kamera cell phone saya.
Notes : saya sengaja menggunakan kata potret yang masih sinonim dengan kata foto, karena kata ini menurut saya sudah jarang sekali digunakan, jadi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), potret adalah gambar yg dibuat dengan kamera.
Potret No.1 (Angkot Kaskus "Numpang Ngetop Gan!!!")
Kaskus "Numpang Ngetop Gan!!!" |
Potret No.2 (Ups Mobilku Nyangkut)
Ups Mobilku Nyangkut (Polisi sudah berada di TKP) |
Ups Mobilku Nyangkut (Potret diambil sebelah supir angkot) |
Potret No.3 (Cuci Helm Klin n Fress)
Cucu Helm Klin n Fress |
Potret No.4 (Rapinya Sekitar Tugu Kujang Bogor Ketika Pejabat Datang)
Rapinya Jalanan Sekitar Tugu Kujang Bogor Ketika Pejabat Datang |
Potret ini saya ambil ketika berada disekitar Tugu Kujang Bogor kisaran pukul 10 pagi WIB, ini salah satu kejadian yang menurut saya langka untuk saya abadikan, karena ini merupakan jam padat angkutan perkotaan ataupun bis. Seharusnya jalanan kosong tersebut banyak dipenuhi oleh angkot-angkot ataupun kendaraan pribadi, tapi karena sedang ada acara pemerintah di Istana Bogor, this is it what's look like tugu kujang road....klin n fresss :)
Potret No.5 (Pak Satpol "Menggangu Makan Siangku")
Pak Satpol "Menggangu Makan Siangku" |
Potret ini saya dapatkan ketika menemani teman saya yang sedang tambal ban motornya didaerah Air Mancur Bogor yang menuji Gor Pajajaran. Jadi begini kronologisnya... batas untuk berjualan tepat berada di
depan motor dengan helm biru, nah bisa dilihat disitu ada Tukang Mie Ayam yang sedang berjualan. Sebelum satpol PP datang, tenda biru tukang mie ayam masih tergelar rapi sehingga pengunjung yang makan akan terlindungi dari panas matahari, dan muncullah ibu atau mba memesan Mie Ayam dan duduk santai menunggu pesanannya, dan mulai makanlah dia setelah pesanannya selesai diolah *bahasanya jadi kaya cerpen*. Setengah perjalanan makannya, datanglah bapak-bapak Pamong Praja yang siap mengusir para pedagang tersebut yang berada dipinggiran jalanan itu, dan dengan sigap pula tukang mie ayampun membereskan semuanya termasuk tenda biru. Namun, seperti yang bisa dilihat digambar ibu atau mba tersebut masih terus melahap makanannya walaupun dengan kondisi tenda dan sebagainya siap untuk berpindah tempat, ibu atau mba itu terlihat kecewa jika dilihat diraut mukanya secara langsung *maklum kualitas dari potret ini kurang bagus*. Dan mungkin yang ada dibenaknya saat itu adalah "Selamat pak satpol, kau mengganggu makan siangku". The End
Potret No.6 (Jangan Kau Lupakan Aku)
Jangan Kau Lupakan Aku |
Untuk potret yang satu ini saya tidak akan banyak berkomentar, karena saya sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk keadaan ini. Sedikit ironis, waktu pengambilan ini bersamaan ketika para pejabat pemerintahan Indonesia yang bermobilkan mewah dengan banyaknya aparat yang lewat dan berlalu lalang *rasa penasaran, muncul, apakah bapak atau ibu itu sama sekali tidak ada yang melihat*.
(Potret ini diambil didekat pintu masuk tembusan atau basemen ke arah pintu masuk kebun raya Bogor Depan IPB Baranang Siang)
(Potret ini diambil didekat pintu masuk tembusan atau basemen ke arah pintu masuk kebun raya Bogor Depan IPB Baranang Siang)
Potret No.7 (Ding Dong oh Ding Dong)
Patung Kapten Muslihat Taman Topi Bogor |
Ding Dong Oh Ding Dong |
Ding Dong Balapan |
Ding Dong, salah satu game konsol yang hampir hilang termakan oleh teknologi yang kini kian maju dengan sangat pesat. Ternyata masih dapat saya temukan disalah satu tempat wisata yang dari dulu ketika saya kecil hingga sekarang, yaitu Taman Topi *Bagi yang belum tau, disebut Taman Topi karena bangunan/arsitektur toko-toko sekitarnya berbentuk Topi* dan masih dengan adanya patung Kapten Muslihat yang gagah. Mungkin aneh, ngapain sih maen ketempat seperti itu, jawaban saya, penyegaran atau inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan ditempat yang terlihat sudah sepi dan jarang pengunjung. Jadi tanpa ragu, saya menukar uang saya dengan koin ding dong, dan langsung memainkannya dengan menekan tombol Ding Dong sekeras-kerasnya TAK! TAK! TAK!... :)
(Potret di Taman Topi ini diambil sekitar pertengahan bulan Januari 2011)
Untuk sementara, itulah beberapa potret yang saya abadikan disekitar Bogor...
Mari kita jaga agar Bogor selalu menjadi tempat yang KLIN N FRESS yang selalu dirindukan ketika kita dimanapun.
Salam,
Bambang Warsuta
Salam,
Bambang Warsuta