Kamis, 17 November 2011

Stop Worrying

KHAWATIR, CEMAS, RESAH, RISAU,  biasanya muncul ketika kita sedang menghadapi suatu masalah, entah itu masalah kecil atau besar. Jika rasa khawatir ini dibiarkan terus tentunya tidaklah baik ketika kita dituntut untuk dapat fokus dan produktif untuk menghadapi masalah tersebut.

Sebagai contoh, ketika siswa akan menghadapi ujian, pasti di dalam diri mereka terdapat kekhawatiran, seperti :
  1. Khawatir tidak dapat mengerjakan soal atau lupa akan apa yang sudah dipelajari
  2. Khawatir nilai ujian jelek
  3. Khawatir tidak didekat temen yang cerdas supaya bisa memberikan jawaban, biasanya disebut dengan "Posisi Menentukan Prestasi"
  4. Khawatir tidak lulus.
  5. dan berbagai kekhawatiran lainnya.
atau ketika sedang berdiskusi ataupun rapat bagi yang sudah bekerja terdapat beberapa kekhawatiran, seperti: 
  1. Khawatir mengungkapkan ide atau pendapat karena khawatir ditolak atau bahkan dicerca
  2. Khawatir salah dalam berkata-kata sehingga menimbulkan salah paham
  3. Khawatir menimbulkan konflik.
Dari berbagai macam kekhawatiran itu, hal tersebut hanya akan menimbulkan diri kita menjadi tidak fokus dan menyebabkan apa yang kita khawatirkan terjadi.

Pelajar bukannya belajar dengan fokus dan berlatih tahap demi tahap, kan tetapi malah fokus untuk cari posisi terbaik dan membuat cara untuk mencontek ataupun membuat cheat sheet ilegal

Pegawai bukannya fokus untuk mencari solusi, malah khawatir karena berbagai alasan sehingga tidak mengungkapkan pendapat kita yang sebetulnya bisa saja bisa menjadi solusi. (Avoiding)

Coba kita ingat kembali ketika kita masih kecil, kita paling anti sama yang namanya Khawatir ini, sebagai contoh :
  1. Kita ga khawatir ketika belajar berjalan akan berapa kali kita akan mengalami yang namanya jatuh.
  2. Setelah belajar berdiri, kita ga khawatir untuk mencoba berlari, walaupun konsekuensinya adalah jatuh (know the worst case scenario).
  3. kita ga khawatir untuk bertanya kepada orang tua kita, walaupun kita akan terlihat bodoh karena bertanya hal yang sama berulang-ulang.
Perasaan khawatir ini tentunya tidak berarti harus dihilangkan sama sekali, hal ini harus ada agar kita bisa mengantisipasi setiap kemungkinan yang akan muncul. Namun, jika kita tidak bisa menyelesaikan secara baik permasalahan tersebut, tentunya akan menjadi bumerang bagi diri kita.

Jadi, bagaimanakah cara untuk STOP WORRYING ini? ada 4 (empat) tahapan singkat yang saya dapatkan dari buku karangan Dale Carniegie, yaitu seorang pakar Leadership and Public Speaking; dengan judul How To Stop Worrying and Start Living :
  1. Tulis secara detail setiap hal yang membuat anda khawatir (Find The Worst Case Scenario)
  2. Tulis beberapa cara antisipasi yang bisa kita lakukan untuk menangani rasa khawatir tersebut (Try to accepted the worst case and find the way to handle it)
  3. Putuskan bentuk antisipasi yang akan anda lakukan (Decide what to do)
  4. Mulailah lakukan dengan segera antisipasi yang telah anda putuskan (Start right now)
Jika kita sudah mengetahui skenario terburuk dari apa kita khawatirkan, mulailah dengan menerima skenario terburuk tersebut dan cari solusi agar skenario terburuk tersebut bisa kita hadapi dengan baik.

Ada pepatah mengatakan "Jangan sampai satu hal tidak tersampaikan, kamu akan menyesal seumur hidup", dan satu lagi "Hadapi setiap masalah secara bijak walaupun itu adalah skenario terburuk".

So... Let's Stop Worrying...

Salam,
Bambang Warsuta

Selasa, 11 Oktober 2011

Sun Tzu Art Of War (Avoid the Faults of Leadership)

Baru saja membaca secara sekilas-sekilas, buku mengenai Sun Tzu, saya langsung mendapatkan beberapa hal yang menarik mengenai kepemimpinan seseorang, khususnya seorang Jendral. Jendral yang saya maksud disini adalah seorang jendral yang sedang berperang tentunya.

Banyak strategi-strategi dan pertimbangan yang harus diputuskan seorang jendral ketika menghadapi perang, apabila dia salah dalam memutuskan suatu kebijakan, maka dampaknya akan langsung ke dirinya dan seluruh pasukannya.

Mari kita lihat, 5 kesalahan paling fatal yang dilakukan Jendral ketika perang :
  1. if reckless, he can be killed
  2. if cowardly, he can be captured
  3. if quick-tempered, he can be provoked to rage and make a fool of himself
  4. if he has too delicate a sense of honor, he is liable to fall into a trap because of an insult
  5. if he is of a compassionate nature, he may get bothered and upset.
Yang ingin saya singgung disini, bagaimanakah sifat-sifat kepemimpinan dari seorang Jendral (Pejabat Eksekutif, Legislatif, Swasta, dan Pejabat RT / RW Setempat) di Negara kita Indonesia saat ini, karena kita sedang berperang menghadapi musuh terbesar yang merajalela dan menghancurkan Negara ini, yaitu para KORUPTOR.

Semoga Jendral yang sedang bertarung kali ini yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bisa sukses menjalankan  tugasnya dengan baik.

Salam,
Bambang Warsuta

Senin, 21 Maret 2011

Potret Sekitar Bogor

Bogor, The Rain City.... Inilah kota yang hampir setiap hari dan setiap waktu saya jelajahi dengan menggunakan sarana daily transportation saya yaitu AngKot alias Angkutan Perkotaan. Dibilangnya sih Bogor itu kota 1000 angkot, Why? karena hampir setiap detiknya, angkot selalu tersedia dikota ini, jadi anda tidak perlu menunggu lama-lama untuk sarana ini, bahkan teman saya dari Jerman yang sedang menjalani pertukaran pelajar  ketika dibangku SMU mengaku, bahwa disini tidak seperti di Jerman yang ketika kita  datang terlambat ke Halte, itu berarti kita telat juga akan pasti telat untuk masuk kesekolah karena harus menunggu bis berikutnya yang hanya datang setiap 20menit, dan di Bogor kitalah yang selalu ditunggu oleh abang Supir Angkot, walaupun terkadang tingkah ngetem *menungu penumpang lain yang tidak jelas* yang suka membuat terlambat juga.
Terminal Bogor

Berhubung angkot inilah sarana transportasi inilah yang dapat mengakomodasi saya kemanapun, well  angkot is the choice for me. Tempat duduk favorit saya adalah dibangku depan sebelah supir angkot, karena posisi tersebut selain posisi yang paling nyaman menurut saya untuk duduk, saya juga dapat mengambil gambar setiap kejadian ataupun hal-hal unik yang saya lihat dengan menggunakan kamera Cell Phone (Telepon Selular) atau Mobile Phone saya.

Sedikit cerita mengenai cell phone/mobile phone, pada umumnya masyarakat kita lebih mengenal handphone dibandingkan cell phone/mobile phone walaupun sebenernya sih maksudnya sama saja. Namun, dalam pengertian sebenarnya cell phone adalah kata yang lebih tepat dibandingkan handphone, coba saja buka google translate jika kita memasukkan kata handphone dengan translasi English to Indonesia, pasti yang akan muncul adalah kata yang sama, yang menunjukan kata handphone bukanlah kata benda atau apapun. BTW, saya bukanlah orang yang anti untuk tidak menggunakan kata handphone untuk bahasa sehari-hari, jadi pilihan untuk menggunakan kata cell phone/mobile phone atau handphone saya kembalikan ke pribadi masing-masing.

Setelah mengalur kidul, kita ke topik sesungguhnya, berikut ini beberapa foto yang saya potret secara spontan baik dari angkot maupun ketika saya sedang berjalan disekitar Bogor dengan menggunakan kamera cell phone saya.

Notes : saya sengaja menggunakan kata potret yang masih sinonim dengan kata foto, karena kata ini menurut saya sudah jarang sekali digunakan, jadi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), potret adalah gambar yg dibuat dengan kamera.
Potret No.1 (Angkot Kaskus "Numpang Ngetop Gan!!!")
Kaskus "Numpang Ngetop Gan!!!"
Yups subjek potret ini merupakan bagian dari prolog saya. Potret ini  diberi judul Angkot Kaskus "Numpang Ngetop Gan!!!" ini karena memang sesuai dengan dengan tulisan Cutting Stiker dibagian belakang angkot tersebut. Angkot ini jurusan Cisarua-Sukasari Bogor, ternyata Kaskus ini sudah merambah kesupir-supir angkot ataupun pemiliknya.

Potret No.2 (Ups Mobilku Nyangkut)
Ups Mobilku Nyangkut (Polisi sudah berada di TKP)

Ups Mobilku Nyangkut (Potret  diambil sebelah supir angkot)
Sebetulnya, bukan mobil saya yang nyangkut... entah mobilnya siapa, yang jelas ketika lihat di TKP, cuma ada 2 polisi tersebut, sampai kepikiran 'jangan-jangan ini emang mobilnya polisi itu' :). Kejadian ini tepat didekat lampu Merah Pajajaran yang menuju arah Gedung Telkom dan Gedung IPB Bogor. Dan potret ini saya ambil ditempat duduk depan sebelah abang supir angkot. Yea...

Potret No.3 (Cuci Helm Klin n Fress)
Cucu Helm Klin n Fress
hmmm... saya sebetulnya ini cukup membuat saya terkejut ketika melihat jasa cuci helm ini, sudah pasti semuanya tau apa yang saya maksud, yaitu ejaan KLIN N FRESS... dan dipertegas kembali dengan Bersih, Wangi, Bebas Kuman. Saya tidak akan membahas mengenai ejaan ini benar atau salahnya, karena mungkin memang nama tokonya seperti itu dan bisa jadi ini merupakan salah satu strategi supaya siapapun ketika berkunjung ketempat ini, setiap orang betul melafalkan klin n fress (Clean and Fresh) secara baik dan benar :p, sehingga kesan English nya terasa. (Tokonya berada didaerah Gunung Batu-Bogor)

Potret No.4 (Rapinya Sekitar Tugu Kujang Bogor Ketika Pejabat Datang)
Rapinya Jalanan Sekitar Tugu Kujang Bogor Ketika Pejabat Datang
Potret ini saya ambil ketika berada disekitar Tugu Kujang Bogor kisaran pukul 10 pagi WIB, ini salah satu kejadian yang menurut saya langka untuk saya abadikan, karena ini merupakan jam padat angkutan perkotaan ataupun bis. Seharusnya jalanan kosong tersebut banyak dipenuhi oleh angkot-angkot ataupun kendaraan pribadi, tapi karena sedang ada acara pemerintah di Istana Bogor, this is it what's look like tugu kujang road....klin n fresss :)

Potret No.5 (Pak Satpol "Menggangu Makan Siangku")
Pak Satpol "Menggangu Makan Siangku"
Potret ini saya dapatkan ketika menemani teman saya yang sedang tambal ban motornya didaerah Air Mancur Bogor yang menuji Gor Pajajaran. Jadi begini kronologisnya... batas untuk berjualan tepat berada di
depan motor dengan helm biru, nah bisa dilihat disitu ada Tukang Mie Ayam yang sedang berjualan. Sebelum satpol PP datang, tenda biru tukang mie ayam masih tergelar rapi sehingga pengunjung yang makan akan terlindungi dari panas matahari, dan muncullah ibu atau mba memesan Mie Ayam dan duduk santai menunggu pesanannya, dan mulai makanlah dia setelah pesanannya selesai diolah *bahasanya jadi kaya cerpen*. Setengah perjalanan makannya, datanglah bapak-bapak Pamong Praja yang siap mengusir para pedagang tersebut yang berada dipinggiran jalanan itu, dan dengan sigap pula tukang mie ayampun membereskan semuanya termasuk tenda biru. Namun, seperti yang bisa dilihat digambar ibu atau mba tersebut masih terus melahap makanannya walaupun dengan kondisi tenda dan sebagainya siap untuk berpindah tempat, ibu atau mba itu terlihat kecewa  jika dilihat diraut mukanya secara langsung *maklum kualitas dari potret ini kurang bagus*. Dan mungkin yang ada dibenaknya saat itu adalah "Selamat pak satpol, kau mengganggu makan siangku". The End

Potret No.6 (Jangan Kau Lupakan Aku)
Jangan Kau Lupakan Aku
Untuk potret yang satu ini saya tidak akan banyak berkomentar, karena saya sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk keadaan ini. Sedikit ironis, waktu pengambilan ini bersamaan ketika para pejabat pemerintahan Indonesia yang bermobilkan mewah dengan banyaknya aparat yang lewat dan berlalu lalang *rasa penasaran, muncul, apakah bapak atau ibu itu sama sekali tidak ada yang melihat*.
(Potret ini diambil didekat pintu masuk tembusan atau basemen ke arah pintu masuk kebun raya Bogor Depan IPB Baranang Siang)

 Potret No.7 (Ding Dong oh Ding Dong)
Patung Kapten Muslihat Taman Topi Bogor

Ding Dong Oh Ding Dong

Ding Dong Balapan
Ding Dong, salah satu game konsol yang hampir hilang termakan oleh teknologi yang kini kian maju dengan sangat pesat. Ternyata masih dapat saya temukan disalah satu tempat wisata yang dari dulu  ketika saya kecil hingga sekarang, yaitu Taman Topi *Bagi yang belum tau, disebut Taman Topi karena  bangunan/arsitektur toko-toko sekitarnya berbentuk Topi* dan masih dengan adanya patung Kapten Muslihat yang gagah. Mungkin aneh, ngapain sih maen ketempat seperti itu, jawaban saya, penyegaran atau inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan ditempat yang terlihat sudah sepi dan jarang pengunjung. Jadi tanpa ragu, saya menukar uang saya dengan koin ding dong, dan langsung memainkannya dengan menekan tombol Ding Dong sekeras-kerasnya TAK! TAK! TAK!... :)
(Potret di Taman Topi  ini diambil sekitar pertengahan bulan Januari 2011)

Untuk sementara, itulah beberapa potret yang saya abadikan disekitar Bogor...
Mari kita jaga agar Bogor selalu menjadi tempat yang KLIN N FRESS yang selalu dirindukan ketika kita dimanapun.

Salam,
Bambang Warsuta

Senin, 21 Februari 2011

My Drum Setup

DRUM, inilah instrumen musik yang dipilih untuk mengekspresikan sisi seni dari seorang Bambang Warsuta. Kenapa saya memilih untuk memainkan drum??? Faktanya adalah pemain drum pada umumnya selalu berada diposisi belakang, apalagi dengan kondisi main diatas panggung besar dimalam hari dengan pencahayaan lampu yang tidak terlalu menyorot ke pemain drum.
Ada beberapa alasan kenapa saya memilih drum :
  1. A lot of equipment to use and to hit, drum merupakan alat musik perkusi yang memiliki banyak sekali perlengkapan pendukungnya dibandingkan instrumen lainnya, dan semuanya ditujukan untuk kita pukul. Jadi, kalau lagi stress... well this is the very effective tools...
  2. Bermain drum memiliki daya tarik tersendiri bagi saya, karena bermain drum memerlukan konsentrasi dan akurasi pukulan yang tepat ketika bermain, seluruh bagian tubuh berkoordinasi menghasilkan beat drum dan seorang drummer juga bertugas untuk mempertahankan tempo.
  3. Partitur drum berbeda dengan partitur alat musik lainnya... i like differences.
  4. Tanpa Drum, musik dari berbagai macam genre tidak akan asik untuk didengarkan, coba bayangkan jika band legendaris seperti The Beatles memainkan lagu Hard Day's Night tanpa adanya drum, ya bayangkan saja.
Ok, sekarang kita masuk ke topik utama, which is my drum setup...
Karena setiap pemain drum memiliki karakternya masing-masing maka pastinya drum setup pun berbeda jika menggunakan setup diluar standar drum pada umumnya.
Hollyrock Drum - Copyright Unknown
Pertama, saya menggunakan satu set drum standar yaitu Hollyrock drum set yang berasal dari Taiwan seperti gambar diatas dengan menggunakan drumheads dari EVANS (Evans EC2 Clear 14" Snare, Evans genera g2 clear 4 tom 12", Evans genera g2 coated floor).(notes:gambar diatas bukan set drum saya, hanya menunjukan set drum standar dari Hollyrock)

Cymbal Paiste Power Alpa
And then for the CYMBAL SETUP i'm using Paiste and Solar bySabian :
Paiste Alpha Medium Crash 16"
Paiste Alpha Medium Hi-Hat 14"
Paiste Alpha Power Ride 20"
Paiste 402 Splash 10"
Chinnese 14" Solar by Sabian

Seperti yang bisa dilihat, saya dominan menggunakan cymbal dari Paiste... Khususnya satu set standar Cymbal Paiste Alpha (ride, hi-hat, and crash). Sewaktu saya membelinya, kebetulan saya sedang dapat diskon 40% dari toko yang menjual untuk penghabisan stok (tokonya tidak mau disebut), tanpa pikir panjang, target cymbal saya sebelumnya Cymbal set Paiste 402, namun pada akhirnya bisa saya dapatkan Paiste Power Alpha ini yang memiliki karakter suara yang saya inginkan.
Menurut seorang Denny AJD pada tulisannya di Klinik Drum Cymbal ini memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai berikut.

Kelebihan:
  • Harga relative murah kalau dibandingkan cymbal professional lainnya
  • Banyak pilihan model
  • Good looking dan tidak mudah kotor
Kekurangan:
  • Ada suara "humm" pada setiap crash dan cukup mengganggu
  • Suara hihat kurang memuaskan
Review lengkapnya ada disini
Overall, menurut saya, mendapatkan cymbal professional dengan diskon 40%, what a lucky i am...

DRUMSTICK dari Vater :
Vater 5A sticks with ball tip
Vater 7A sticks with ball tip

Vater Drum Sticks With Ball Tip
SO, like Ms.Farah Quin always said when she presentating her cuisine... This is it My Drum Setup...


My Drum Setup


Extra Perccusion Tools and Pedal:
+ 2 Cow Bell at The Middle of Bass Drum
Double Pedal Rolling

2 Cow Bell + Double Pedal
Dan tidaklah lupa, peralatan pendukung lainnya, seperti sarung tangan dan lap untuk cymbal supaya awet dan bebas dari finger print.
Sarung Tangan + Lap
Kemudian, drum pad untuk pemanasan tangan dan head ear plug untuk melindungi gendang telinga kita dari kencangnya suara drum yang kita keras, karena rusaknya gendang telinga, tidak ada obatnya.
Drum Pad & Head Ear Plug
Ok, itu semua drum setup dan peralatan-peralatan pendukung drum saya...  

now lets play it...
Bambang Warsuta

Jumat, 07 Januari 2011

3-1=0??? Kenapa bisa begini???

Saya bukanlah seorang ahli matematika yang akan meruntuhkan teori perhitungan dasar mengenai pengurangan.
3-1=0 (baca : plus tiga minus satu sama dengan NOL)
Sebenarnya 3-1=0 merupakan filosofi yang saya dapatkan dari buku novel yang berjudul "Ketika Daun Bercerita" karya anak bangsa bernama Maradilla Syachridar. Saya sedikit tersentil oleh filosofi ini, karena secara tidak sadar hal seperti ini pastinya pernah dialami setiap orang. Karena penulisnya seorang wanita, mari kita lihat dari sudut pandang wanita, khususnya pada isi novel tersebut.*tidak bermaksud untuk membeda2kan gender*

Sebelum saya membahas mengenai apa sih maksud dari 3-1=0, mari sebelumnya kita beri apresiasi buat mbak Dilla (panggilan penulis novel tersebut). Buku "Ketika Daun Bercerita" (2008) ini sudah cukup banyak dibahas dibeberapa blog, seperti review yang dilakukan oleh Aveline Agrippina Tando yang bisa dibaca disini ataupun dari Sinta Nisfuanna. Hanya saja, sama seperti yang dikatakan oleh Aveline. terdapat suatu hal yang mengganjal saya, bahwa pada cerita novel tersebut, pohonlah yang bercerita, tidak ada daun yang bercerita, sehingga tidak adanya korelasi antara judul dengan isi, tapi untuk novel yang bersifat fiksi saya tidak bisa membatasi hal tersebut, namun mungkin jika ada kesempatan bertemu dengan penulisnya langsung, saya bisa menanyakan alasannya. DAUNNYA MANA? DAUNNYA MANA?... (mbak Dilla menjawab : terserah gw lah, gw yang nulis kok (-_-! )

Back to the topic... pada buku tersebut terdapat satu bab dengan judul "Sekitar Tentang Kehidupan disekitarku dan Kimi- Pergosipan 3-1=0". Pada bab ini, terdapat suatu percakapan antara dua orang wanita yang bersahabat bernama Mira dan Mondri. Mereka sedang membahas kisah percintaan antara Mondri dengan yang meng-gebet-nya (baca:seseorang yang sedang melakukan pendekatan), Mira menanyakan bagaimana kelanjutan hubungan antara sahabatnya dengan laki-laki tersebut, akan tetapi Mondri bisa dibilang sedikit kecewa, karena pandangannya terhadap laki-laki tersebut yang tadinya Top Abis menjadi ill feel (kalau di Indonesia biasa ditulis ilfil). Gambaran Top Abis yang dimaksud adalah sosok pria Tampan, Pintar, Baik. Lalu pertanyaannya kenapa bisa jadi ill-feel??? bukankah sangat egois dengan tiga kriteria tadi hanya dengan sedikit kekurangan hal tersebut bisa dimaklumi.

(Sumber : cartoonstock.com)
Setelah melalui tahapan-tahapan dimana Mira ingin mengetahui apa yang membuat Mondri jadi ill-feel  adalah ternyata laki-laki itu memiliki bau badan yang tidak sedap *iuuuuhhh*.  Jadi disini sangatlah jelas bahwa plus tiga minus satu adalah NOL. Masih saya ambil dari novel tersebut, penulis memaparkan bahwa "...sebenernya bagi sebagian orang, hal itu merupakan hal kecil. But sometimes you just see that there are 'big things behind small things'..." dalam kasus laki-laki ini "Big things behind smelly things?".

Lalu mengapa diawal paragraf saya menyingung sedikit mengenai sudut pandang wanita??? Karena saya lihat, penulis banyak menggunakan kata-kata FEEL. Biasanya seorang penulis itu menulis apa yang dilihat dan dirasakannya, seperti kalimat berikut "If you feel that you don't like the guy, then you don't like the guy, if you feel that you like the guy, it has to be easier, because you like the guy" (jadi buat para laki-laki, kalau wanita yang anda idam-idamkan sudah ill-feel dengan anda sebaiknya anda bercermin kembali dan memperbaiki diri). Tidak bermaksud stereotype, because woman always use they feelling instead their logical think. Jika ada yang tidak setuju, tidak apa-apa karena ini hanya opini saja.

Telah kita lewati tahapan 3-1=0, mungkin tidak hanya itu perhitungan yang berlangsung dalam kehidupan ini, bisa saja 5-1=-10 dengan berbagai macam variabel lainnya seperti anda seseorang yang memiliki attitude negatif, skeptis, ataupun hal lainnya. tulisan saya mengenai attitude bisa dilihat pada tulisan saya sebelumnya, yaitu "Positive Attitude Vs Negative Attitude (Lesson Learned for Life)".

Ok, semoga kita semua tidak terjebak atau mengalami kesalahan yang sama hanya karena minus one yang akan mengubah pandangan orang lain terhadap anda, atau jika ternyata anda orang yang cuek alias tidak akan peduli karena itu diri anda dan anda tidak merasa perlu mengubahnya, ya itu adalah hak anda.

Salam,
Bambang Warsuta

Selasa, 04 Januari 2011

Positive Attitude Vs Negative Attitude (Lesson Learned for Life)


Tulisan saya kali ini terinspirasi oleh Dosen saya sewaktu kuliah pascasarjana di MTI-UI  dimana beliau juga yang menjadi pembimbing Karya Akhir (Tesis) mengenai Strategic Planning for Information System, yaitu Pa Riri Satria. Di dalam tulisan Jendela – Blog Riri Satria mengenai MENGAPA ORANG GAGAL DALAM PEKERJAANNYA?, beliau mengambil beberapa kesimpulan dari buku Jeffrey Gitomer’s Little Gold Book of YES!Attitude. 
  1. Berdasarkan data statistik dari beberapa negara yang melakukan penelitian, bahwa persentase mengapa orang banyak yang gagal dalam pekerjaannya disebabkan beberapa hal berikut :
    • 20% improper training, poor job skills.
    • 15% poor verbal and written communications skills.
    • 15% poor or problematic boss or management.
    • 50% negative attitude.
  2. Cara berkomunikasi yang efektif di dalam lingkungan pekerjaan, mempengaruhi kesuksesan anda. Berikut ini beberapa faktor penting dalam berkomunikasi :
    • 30% your ability to listen.
    • 20% your ability to respond.
    • 50% your attitude. <-- hampir separuh dari kesuksesan anda ditentukan oleh attitude anda
Dari kedua poin diatas, dapat kita lihat bahwa sumber kegagalan tersebut sebagian besar berada pada masalah ATTITUDE. Mengapa attitude???? Sampai seorang motivational speaker seperti Jeff Keller berkata "Attitude is your window to the world" (attitude adalah jendela Anda terhadap Dunia). Jendela tersebut harus kita pertanggung jawabkan, apakah akan kita kotori (negative attitude) atau tetap kita jaga bersih (positive attitude). Anda sendiri yang menentukan.

Darmadi Darmawangsa dan Imam Munadhi dalam buku mereka Fight Like A Tiger Win Like A Champion membahas secara detail mengenai attitude ini. Lalu apa yang dimaksud dengan  Positive Attitude dan Negative Attitude??? Pada buku motivasi tersebut diilustrasikan melalui beberapa pernyataan.

Mereka dengan attitude negatif berfikir, "Saya tidak bisa"
Mereka dengan attitude positif berfikir, "Saya pasti bisa"

Mereka dengan attitude negatif berkata, "Mungkin ada jalan keluar, tetapi terlalu sulit"
Mereka dengan attitude positif berkata, "Hal ini mungkin sulit, tetapi pasti ada jalan keluar"

Mereka dengan attitude negatif selalu pasrah dengan keadaan, sementara
Mereka dengan attitude positif selalu mengambil tindakan

Mereka dengan attitude negatif selalu melihat keterbatasan-keterbatasan, sedangkan
Mereka dengan attitude positif selalu melihat kemungkinan-kemungkinan.

(Sumber : boldexec.com)
Dari beberapa pernyataan diatas, dapat kita lihat perbedaan antara Positive Attitude dengan Negative Attitude. Maka bagaimanakah dengan cara berfikir, cara berkata, atau pandangan hidup anda saat ini??? Profesor Psikologi terapan dari Harvard University, William James menyatakan "Penemuan terbesar dalam generasi saya adalah kesimpulan bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan cara mengubah cara pikirnya". Ataupun jika menurut sudut pandang  Islam,"...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." [Q.S. ar-Ra'd 13:11].

Jadi, apakah anda seorang lulusan S1, S2, S3, atau bahkan anda seorang Profesor sekalipun, jika  Jendela Anda dikotori dengan Attitude negatif, maka bersiaplah untuk menemui kegagalan demi kegagalan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki Predikat sekolah SD, yang mencapai puncak kesuksesannya diusia muda karena memiliki Attitude Positif.

Dalam pengertian sebenarnya, Attitude tidaklah hanya berlaku untuk lingkungan pekerjaan saja tapi juga berpengaruh terhadap kesuksesan dalam lingkungan yang lebih sederhana, yaitu keluarga, pasangan, ataupun teman dan sahabat. Semoga bermanfaat dan menjadi Lesson Learned bagi pembaca terutama bagi saya sendiri.

Salam,
Bambang Warsuta